Monday, August 29
Teman-teman yang dirahmati Allah,
Teman-teman pencari Tuhan.
Alhamdulillah, Allah telah menyampaikan kita sehingga ke akhir Ramadhan. Menurut saya, adalah lebih baik kita sama-sama mengevaluasi diri-sendiri saat ini.
Bagaimana dengan prestasi Ramadhan kita kali ini? (Silakan untuk mengevaluasi diri)
Ramadhan Madrasah (Universiti) Tarbiyah
Ternyata pengajian kita telah sampai ke penghujungnya untuk musim ini. Insha Allah, kita semua telah berjaya melakukannya tetapi prestasi dan gred kita bergantung kepada keterampilan kita dalam menghadapinya.
Mabruk 'alaik! Sungguh, teman-teman telah melakukannya dengan cemerlang. (Saya menghitung diri)
Kita semua adalah GRADUAN lulusan Universiti (Madrasah) Ramadhan dan kita kembalikan kepada Allah untuk memberikan kita gred dan kedudukan berdasarkan amalan kita sepanjang berada dalam bulan Ramadhan.
Kita berdoa kepada Allah:
"Ya Allah, jadikanlah kami graduan-graduan Universiti Ramadhan dengan gelaran 'muttaqien' yang sentiasa cemerlang dalam berprestasi walaupun berada di luar Ramadhan."
Recharge
Saya pasti (Insha Allah), kita semua telah mendapat tenaga luar biasa sebagai bekal sebelas bulan kedepan dan seakan-akan ianya seperti yang baharu. Penampilan keseluruhan yang baharu.
Kuantiti. Kualiti.
Kita berharap agar kuantiti dan kualiti amal kita semakin membaik dan menunjukkan graf peningkatan yang positif.
Trek Larian
Hmm... bagaimana? Berjaya menamatkan larian tanpa mengalami kekejangan juga kepenatan? Alhamdulillah. Tidak mengapa sekiranya merasakan diri (mengatakan diri-sendiri) menjadi peserta tercorot (pada pandangan manusia dan tidak pada pandangan Allah, Insha Allah), kita (saya) akan terus berdoa kepada Allah (tanpa rasa malu) agar disampaikan pula sehingga Ramadhan yang seterusnya.
Pesta Menggembirakan
Teman-teman pendamping al Quran... Sungguh menggembirakan bukan? Moga Allah merahmati dan memberi keberkatan sepanjang kita meraikan pesta yang cukup menggembirakan dengan membaca surat cinta-Nya (ayat-ayat al Quran).
Berhenti sejenak. Kita bertawasul kepada Allah untuk seketika.
Malam Berkuasa. Malam Hebat.
Teman-teman yang mencari dan ingin memintas malam al Qadr... Berjaya? Ya, sejujurnya... permulaannya saya berasa lemah semangat apabila diberitakan malam al Qadr sudah berlaku sebelumnya, tatkala saya tidak menyedari tarikhnya berlaku. TETAPI, alhamdulillah... Allah Maha Baik terhadap kita (saya). Ketetapan Allah sangat HEBAT. Saya terpujuk dengan agendaNya yang berada diluar pemikiran kita (saya). Subhanallah.
Aktiviti Memanjat Pohon
Tatkala saya menulis ketika ini dan seandainya teman-teman membaca post saya sebelum lagi kita memasuki Eid Mubarak, kita masih berpeluang untuk memanjatkan doa-doa dan memohon kepada Allah agar ditunaikan harapan-harapan kita. Ya, bukannya maksud saya kita tidak boleh melakukannya pada masa lain... Tetapi, kita mahu memanfaatkan peluang memanjat dan memohon kepada Allah berserta dengan keberkatan dan kemuliaan Ramadhan, Insha Allah.
Teman-teman yang dirahmati Allah,
Teman-teman pencari Tuhan.
Semoga Allah mengizinkan kita untuk menjadi seorang Muslim yang sebenar saat ini dan seterusnya, Insha Allah. Kita tidak mahu hanya menjadi 'abid pada Ramadhan, tapi kita mahu menjadi 'abid sehingga ke akhirnya kehidupan.
JZKK kepada mak-membulat, Bulatan Gembira, teman-teman terbaik yang dirahmati Allah, teman-teman saya yang terlihat dan tidak terlihat, teman sepermainan, dan semuanya. Kalian sememangnya memberikan manfaat yang besar kepada saya. Semoga Allah memberi kebaikan berganda kepada kalian.
Saya sedang belajar menjadi MANUSIA. (Insha Allah)
Afwan katheera 'ala kullu hal, saya banyak melakukan kesilapan yang sengaja dan tidak disengajakan.
Allahumma ballighna Ramadhan fi 'aamil maqbul.
Wallahua'alam wa astaghfirullah al adzeem.
Eid Mubarak!
Nota:
Karya-karya berharga saya (wajar untuk tidak berharga pada teman-teman):
Ramadhan Mubarak (7)
Friday, August 26
Labels: Special Edition (SE) | 2 comments
Teman-teman yang dirahmati Allah,
Teman-teman pencari Tuhan,
Maha Suci Allah, beberapa hari lagi Ramadhan akan meninggalkan kita dan moga Allah terus memberi kesempatan kepada kita untuk menikmati Ramadhan ini sehingga ke akhirnya, Insha Allah.
Bagaimana, adakah teman-teman berjaya memintas malam al Qadr?
Sejujurnya, pada awalnya saya jadi kurang bersemangat akibat terlepas untuk memintasnya apabila diberitakan malam al Qadr itu berlaku pada 21 Ramadhan yang lalu (sehingga saya menulis post terdahulu, Ramadhan Mubarak (6) sebagai pujukan kepada diri-sendiri).
Alhamdulillah, bagi pihak teman-teman yang berjaya memintas malam al Qadr.
Saya memikirkan semula kejadiannya, dan saya mendapati adakah saya hanya mahu menjadi 'abid pada malam al Qadr sahaja? Padahal, Rasulullah SAW bersungguh-sungguh pada 10 akhir Ramadhan, bukan memilih-milih hari untuk bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah.
Kemudian, saya teringat kata-kata mak mem-bulat saya dalam satu Bulatan Gembira Edisi Khas Ramadhan.
(Nota: Berikut adalah kata-kata beliau tetapi saya sengaja mengubah suainya dengan perkataan sendiri kerana ayat beliau sungguh bersastera sehingga saya tidak boleh mengingati satu-persatu perkataan yang digunakan tanpa melupakan walaupun hanya satu perkataan)
(Nota: Berikut adalah kata-kata beliau tetapi saya sengaja mengubah suainya dengan perkataan sendiri kerana ayat beliau sungguh bersastera sehingga saya tidak boleh mengingati satu-persatu perkataan yang digunakan tanpa melupakan walaupun hanya satu perkataan)
"Kita kena banyakkan bermunajat kepada Allah. Ceritakan semuanya kepada Allah walaupun Allah Maha Mengetahui, mohonlah kepada Allah. Kita takkan rugi, Insha Allah."
(Kata-kata Mak Mem-bulat yang telah diubahsuai oleh saya)
Program Ramadhan Segar (bukan nama program yang sebenar) juga mem-point-kan saya seperkara, iaitu 'Doa pada bulan Ramadhan adalah mustajab'. Walaupun saya telah lama mengetahuinya, tapi memang benar saya baru memahaminya dengan sedikit lebih baik. Ketika itu, saya bersungguh-sungguh memikirkannya seterusnya bereaksi terhadapnya.
Nah... saya masih dalam fasa memujuk diri...
Mengapa tidak saja saya berdoa dengan lebih bersungguh-sungguh daripada hari-hari yang sebelumnya? Untung dan tidak mustahil jika Allah memberi kenan terhadap doa kita (back-up akibat terlepas malam al Qadr).
Marilah kita sama-sama berdoa dengan lebih bersungguh-sungguh!
[JZKK to Mr Google] |
STOP! Kita mahu doa apa ya?
"Sebaik-baik doa yang harus engkau panjatkan kepada Allah, adalah apa-apa yang Allah perintahkan kepadamu."
(Ibnu Atahillah, Kitab Al Hikam)
Ya, minta sajalah apa-apa... Tapi, sebenarnya nikmat yang Allah kurniakan kepada kita sebenarnya jauh lebih besar, lebih hebat daripada apa yang kita minta.
Jika kita meminta diberikan rezeki, rezeki yang Allah curahkan lebih melimpah dari yang diminta. Jika kita meminta kebaikan, kebaikan yang Allah berikan lebih banyak dari yang diduga. Maka, mintalah apa-apa saja.
Hanya saja, keterbatasan ilmu dan ketertutupan mata hati, selalu membuatkan kita jarang menyedari betapa besarnya kurniaan Allah tersebut.
Saya baru saja mengetahui (pasti teman-teman mengetahui lebih awal daripada saya), doa yang kita pohonkan terbahagi kepada empat:
- Doa meminta dunia: Tidak salah, malah dianjurkan dan diberi pahala
- Doa meminta pahala (lebih bernuansa akhirat)
- Doa meminta rahmat dan keredhaan Allah
- Doa meminta dikuatkan iman, diberi ketaatan, istiqomah dalam pengabdian, ...
Allahumma inni as aluka ridhoo-ka wal-jannah wa 'au-dzubika min sa-khoo-tika wan-naar
(Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu, keredhaan-Mu dan syurga, dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka)
Teman-teman yang dirahmati Allah,
Teman-teman pencari Tuhan,
Saat kita meminta redha Allah, saat itulah yang paling berharga dalam hidup kita. Sementara kita masih berada dalam bulan Ramadhan, marilah kita memohon kepada Allah sebanyak yang mungkin. Allah tidak akan menolak doa orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan dan sebaik-baik doa adalah meminta redha dan kasih-sayang Allah.
Lagi, ayat pujukan untuk diri-sendiri:
Seandainya saya sudah terlepas malam al Qadr, tapi saya masih belum terlepas peluang untuk berdoa kepada Allah dengan lebih bersungguh-sungguh, Insha Allah. Wahai [nama saya (saya juga mengizinkan teman-teman untuk menyebut nama sendiri)], bukankah Allah Maha Baik terhadap dirimu? (memenyekkan diri akibat kelalaian sendiri)
Wallahua'alam.
Ayuh kita berdoa! Ramadhan Mubarak!
Ramadhan Mubarak (6)
Wednesday, August 24
Labels: Special Edition (SE) | 2 comments
Bismillahirrahmanirrahim
Teman-teman yang dirahmati Allah,
Teman-teman yang mencari dan ingin memintas malam al qadr.
KUIZ:
Bilakah berlakunya malam yang terbaik dalam setahun?
JAWAPAN:
Malam berkuasa, laylatul-qadr.
Subhanallah wa-alhamdulillah wa-laa-ilaaha-illa-Allah wa-Allahu-akhbar...
Lalu, apa yang harus kita lakukan semasa laylatul-qadr?
- Qiamullail
- Berdoa
- Meninggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat
- ... (dan lain-lain)
Mungkin laylatul-qadr itu sudah berlaku sebelum lagi saya menerbitkan post ini, dan mungkin juga ianya belum berlaku (sungguh Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu). Akan tetapi perkara yang lebih penting saat ini, kita (teman-teman dan saya) teruskan saja memecut dan berdoa kepada Allah dengan lebih bersungguh-sungguh.
Saya merefleksi diri-sendiri,
Ya, malam al Qadr merupakan malam yang terhebat... sekiranya Allah mengizinkan, saya juga mahu bertemu dan memintasnya. Apabila difikir-fikir semula, apakah saya layak untuk melihat dan merasakan keindahan malam tersebut? Tapi, tidak mustahil untuk kita (saya dan teman-teman) untuk menemukannya sekiranya Allah mengizinkan.
Cuma, saya memperingatkan diri-sendiri... Bersungguh-sungguhlah dalam melaksanakan amal untuk malam-malam terakhir Ramadhan ini. Bukan sekadar mengejar malam-malam yang ganjil, atau lebih memperhatikan tanda-tanda yang diperlihatkan melalui alam berkenaan dengan malam al Qadr. Ya, sedikit masa lagi Ramadhan akan meninggalkan kita dan malam al Qadr sebenarnya motivasi untuk kita (saya dan teman-teman) membuat pecutan atau dalam arena yang lain, lompatan yang terbaik.
Kita berdoa kepada Allah agar hari-hari terakhir Ramadhan ini dapat kita manfaatkan semaksima mungkin dan kita juga berdoa agar Allah mahu mempertemukan kita dengan malam al Qadr.
Allahumma innaka 'affuan, tuhibbul 'afwaa, fa'afu 'annii
(Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.)
Wallahua'alam.
Ramadhan Mubarak!
Mudah Tapi Super X-Normal
Saturday, August 20
Labels: CURHAT | 2 comments
Mudah
Ikan. Ayam. Kambing. Kucing. Anjing. Semut.
Daun-daun. Rumput. Pokok-pokok.
Umar. Labibah. Lubabah. Gabriella. Mahbub.
Quran Copot (QC). Mr Green. Mr Yellow.
Mereka semua selalu baik... terlalu baik, dan mereka semua MEMANG baik.
Mudah. Ia selalu mudah dengan mereka (Insha Allah).
Alhamdulillah, kami (teman-teman sepermainan dan saya) gembira apabila kami semua bersama.
Saat kami bersama, kami terasa dekat dengan Allah al Khaliq Sang Pencipta.
Terkadang dan kebanyakkan waktu, kami melihat dunia ini cuma permainan.
Agak susah sekiranya tidak memahami cara dan corak permainan.
Kadang-kadang menang, kadang-kadang kalah, dan yang penting bagaimana kami mengkhatamkannya.
(Menangis dengan airmata double)
Mudah tapi Super X-Normal
Super X-Normal sebab mereka adalah mereka dan saya bukan dari kalangan mereka.
Fitrah kejadian untuk wujud dalam kelompok MANUSIA.
Agak susah tapi Allah pasti membantu.
Sekali-kali tidak untuk menjauh daripada manusia.
Apatah lagi yang dari kalangan mereka yang soleh dan solehah.
Untuk sementara saja (moga Allah mengizinkan)...
Saya mohon untuk diberi ruang dan peluang untuk mencari semula, saya yang hilang.
Semoga ianya tidak mengambil masa yang terlalu lama.
Kalian (teman-teman terbaik yang dirahmati Allah) memang berhak untuk memenyekkan saya, dan saya sekali-kali tidak berhak untuk memenyekkan kalian kerana kepenyekkan saya.
Maka, saya memohon maaf kepada kalian. Afwan katheera 'ala kullu hal.
Semoga Allah merahmati dan memberi kebaikan berganda kepada kalian.
JZKK
Untuk sementara saja, tanpa ada pilihan...
Mudah Tapi Super X-Normal
Nota:
Ini bukan idea yang bijak mahupun matang, tapi Insha Allah ianya hanya eksperimen yang cuma untuk menjadi MANUSIA yang disukai dan dicintai Allah. (Airmata triple)
Ramadhan Mubarak (5)
Thursday, August 18
Labels: Special Edition (SE) | 0 comments
Teman-teman yang dirahmati Allah,
Teman-teman pendamping al Quran,
Alhamdulillah, sudah lebih seperdua Ramadhan telah berlalu dan kita menghadapi kenyataan bahawa Ramadhan sekali lagi akan pergi meninggalkan kita untuk sedikit masa lagi.
Bagaimana dengan mutabaah kita? Sudah cukup puas hati? Ada yang sudah khatam al Quran (Masha Allah)?
Pesta yang menggembirakan.
Ya, Ramadhan membuatkan saya merasa berada dalam satu pesta yang sangat-sangat menggembirakan. Saya membaca surat cinta, teman-teman juga membaca surat cinta, dan semua orang membaca surat cinta. Sungguh menggembirakan bukan?
Saya memenyekkan diri-sendiri,
Sudah sampai masanya untuk menjadi MANUSIA!
Kenapa MANUSIA? Kerana Allah mengurniakan manusia dengan perasaan. Oleh itu, saya mahu menggunakan perasaan tersebut semasa membaca surat cinta-Nya. Mudah-mudahan Allah mengizinkan kita (teman-teman dan saya) untuk membaca surat cinta-Nya dengan penuh perasaan.
Lalu, bagaimana caranya? Dengan rasa gembira...
- Memperhatikan adab-adab tilawah
- Membaca surah, juzuk, atau potongan ayat dengan tenang, khusyuk, tadabbur, santai, tidak tergesa-gesa, tidak terlalu keras, ...
- Membaca bukan untuk mengkhatamkan satu juzuk, atau target tilawah masing-masing
- Membaca dengan mata, telinga, hati, dan seluruh anggota
- Menghayati dan mengulangi ayat yang dibaca - jangan merasa bosan atau letih untuk membuat pengulangan
- ... (banyak lagi kaedah yang menggembirakan tapi cukup dahulu buat masa sekarang untuk diri saya)
Teman-teman GEMBIRA? Saya GEMBIRA! Moga teman-teman juga GEMBIRA!
"Perumpamaan orang mukmin yang membaca al Quran seperti buah utrujah, baunya wangi dan rasanya enak - manis; dan perupamaan orang yang beriman yang tidak membaca al Quran seperti buah tamar (kurma), tidak memilki bau namun rasanya manis; dan perumpamaan orang munafik yang membaca al Quran seperti raihanah, baunya wangi namun rasanya pahit; dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al Quran seperti buah handzolah, tidak ada bau dan rasanya pahit ..."
(HR al Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'I, dan Abu Daud
dari Abu Musa al Asy'ari)
"Seandainya hati-hati itu bersih maka tidak akan pernah merasa puas dalam membaca al Quran."
(Uthman bin Affan dan Hudzaifah bin al Yaman)
Jom, kita teruskan pesta dengan penuh kegembiraan sambil berlari-lari lebih laju! Insha Allah, kerana kita sedang berada di kemuncak pesta...
Kita berdoa kepada Allah agar kita boleh menikmati Ramadhan kali ini dengan penuh makna. Kita juga berdoa kepada Allah agar kita (teman-teman dan saya) menjadi MANUSIA yang sebenar. Insha Allah.
Nota: Pesta semakin menggembirakan kerana saya menemui semula sahabat saya yang hilang (alhamdulillah).
Ramadhan Mubarak!
Saya Mahu Mendengar Suara Saya Sendiri...
Saturday, August 13
Labels: Unknown Category | 0 comments
Beberapa masa belakangan ini, kerinduan untuk melakukan aktiviti kegemaran semakin tidak dapat ditahan-tahan. Berusaha mencari ruang dan peluang untuk melakukannya, tetapi tetap tidak berjaya menemukannya.
Saya mahu mendengar suara saya sendiri...
Saya tahu... saya bukannya punya suara yang enak dan merdu walaupun saya terharu dengan suara sendiri (wajar untuk teman-teman tidak ikut terharu). Insha Allah, teman-teman lagi mempunyai suara yang lebih enak dan apa saja perkataan yang boleh menggambarkan keindahan dan keharmonian suara atau bunyi yang dihasilkan. Bila saja ada musabaqoh nasheed dan saya terpaksa untuk turut serta, saya hanya jadi penyumbang suara. Walaubagaimanapun, alhamdulillah Allah mengizinkan saya untuk boleh mendengar dan bersuara.
Saya memang (sangat) mahu mendengar suara sendiri... gema suara sendiri...
Sehingga saat ini saya belum menemukan ruang yang sesuai untuk melakukannya. Bilik air? Oh, tidak! Mana mungkin saya boleh melakukannya di dalam bilik air. Mahu baca ayat-ayat cinta di bilik air? Huhh... Lalu, saya membuat permohonan kepada Allah agar dipertemukan ruang untuk mendengar suara sendiri, gema suara diri-sendiri.
Allah Maha Mendengar, Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
Alhamdulillah, Allah tidak menemukan saya dengan ruang untuk keinginan tersebut. Allah memberi jauh lebih daripada apa yang saya inginkan. Saya dipertemukan dengan manusia ISTIMEWA dalam satu program 'Tautan Kasih' (Program Sejagat: Kerjasama Kementerian Pelajaran Malaysia - Sektor Pendidikan Islam, Islamic Relief, dan sebuah pertubuhan NGO). Sebelumnya juga, Allah telah memberikan klu jawapan terhadap permohonan saya dalam satu rancangan dokumentari (tapi, saat itu saya belum memikirkan signifikannya).
Manusia ISTIMEWA, mereka memang tersangat ISTIMEWA. Allahu Akbar!
Mereka bersolat. Mereka membaca al Quran.
Saya menghujani diri dengan beberapa persoalan sukar berkenaan mereka (tapi dipendamkan saja perasaan untuk bertanya). Mereka jauh lebih baik daripada saya yang kelihatannya sempurna. Saya mengangumi mereka kerana mereka bukan dari manusia yang boleh mendengar suara sendiri, gema suara sendiri. Bukan mereka tidak mahu, mereka tidak berupaya untuk melakukannya (secara zahirnya).
Mereka adalah manusia ISTIMEWA yang HEBAT. Masha Allah.
Saya terpenyek dengan diri-sendiri. Apalagi yang saya mahu? Allah sudah memberikan nikmat yang sangat banyak. Tidakkah saya mahu bersyukur? (Mode: Repent) Sekiranya Allah menarik satu saja nikmat-Nya daripada kita, kita pasti akan merasakan kehilangan yang amat besar.
Saya mengajak diri dan teman-teman untuk bermuhasabah seketika. Bayangkanlah diri kita berada pada posisi saudara-saudara ISTIMEWA kita yang saya ceritakan. Apa perasaan kita?
Astaghfirullah al adzeem...
Alhamdulillah wa tsumma alhamdulillah wa tsumma alhamdulillah. Kita bersyukur kepada Allah kerana dicukupkan dengan pendengaran, pengelihatan, dan percakapan saat kita berada di dunia ini. Kita berdoa kepada Allah agar menggunakan kecukupan yang diberikan diabadikan semata-mata kerana Allah.
Firman Allah SWT:
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu, dan berada dalam gelap-gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), nescaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), nescaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus."
(QS Al An'am, 6:39)
Kita sekali-kali tidak mahu untuk menjadi orang yang pekak, bisu, dan tuli kerana mendustakan ayat-ayat Allah (nau'dzubillah min dzalik). Semoga Allah memberi kebaikan kepada kita semua, teman-teman, dan saya. Insha Allah.
Allahumma ij-'alnaa syaa-kiriin li-nikmatik, musniin bihaa, qoobilihaa, wa at-tamiiha 'alainaa.
(Ya Allah! Jadikanlah kami orang yang mensyukuri nikmat-Mu, orang yang memuji kerana nikmat itu, orang yang mahu menerimanya, serta sempurnakanlah nikmat itu ke atas kami.)
Nota: Sekiranya Allah memberikan ruang, saya mahu mendengar suara saya sendiri, gema suara sendiri.
Wallahua'alam
Saya Yang BERSALAH!
Wednesday, August 10
Labels: CURHAT, The Big 'D' and 'T' | 1 comments
Siapakah yang BERSALAH?
Pengakuan dengan penuh penyesalan, ketakutan, dan keinsafan... Saya menjawab, sayalah yang BERSALAH! (Menangis dengan airmata triple)
[JZKK to Mr Google] |
Siapakah yang lebih BERSALAH? Saya sekali lagi mengangkat tangan dan mengaku sayalah PESALAH. (Menangis dengan airmata triple)
Kes Berat
Huh... Saya berasa sangat sedih dengan diri saya sendiri. Ya, sejak belakangan ini... saya bukan jadi manusia yang berani malah takut pada kepada manusia (mungkin juga saya belum pernah jadi berani).
Saya tidak mampu untuk menyambungkan saff solat berjemaah yang putus lagi rongak. Bukan rongak yang kecil-kecilan, tapi mashaa Allah... besar sekali rongaknya. Peristiwanya berlaku bukan sekali atau dua tetapi hampir setiap hari untuk tempoh yang lama. Saya terlalu hairan kerana saya sendiri langsung tidak mengetahui mengapa kejadian sedemikian terjadi dan saya masih memikirkannya sehingga ke hari ini.
Penyelesaian Masalah
Saya cuba memohon bantuan ibu saya untuk memberikan penyelesaian, namun ianya tidak berhasil. Saya tahu, penyelesaiannya cuma satu iaitu berkata saja kebenarannya dengan mereka. Tapi, saya tidak berani (takut) untuk mengatakannya.
Tidak Berani?
Ya, kerana mereka semua adalah orang yang lebih tua (kakak-kakak, makcik-makcik, dan nenek-nenek), dalam kalangan mereka juga adalah orang-orang yang saya kira mereka lebih tahu tentang masalah sambungan dan rongaknya saff. Mungkin ia cuma alasan dan sememangnya ia adalah alasan. Jelas sekali, betapa lemahnya iman saya (menangis dengan airmata quadruple).
Kesimpulannya, sayalah yang bersalah! (Menangis dengan airmata triple)
Saya berharap teman-teman tidak mengulangi kesilapan yang telah saya lakukan dan saya memohon kepada Allah agar diberi kekuatan dan keberanian untuk menyampaikan kebenaran.
Astaghfirullah al adzeem...
Astaghfirullah al adzeem...
Astaghfirullah al adzeem...
Wallahua'alam
Ramadhan Mubarak (4)
Labels: Special Edition (SE) | 0 comments
Teman-teman yang dirahmati Allah,
Alhamdulillah, kita sudah memasuki fasa ‘maghfirah’ dan meninggalkan fasa ‘rahmat’. Kita berharap dan akan terus berharap rahmat dan belas kasihan daripada Allah.
Post saya (Ramadhan Mubarak 3) yang terdahulu bertemakan mengajak saya dan teman-teman untuk mengevaluasi prestasi ibadah masing-masing. Jadi, bagaimana? Sudah dievaluasi atau teman-teman belum berkesempatan untuk membuat evaluasi?
Sekali lagi, saya akan mengajak diri-sendiri dan teman-teman untuk me-review prestasi diri sehingga hari ini.
Insha Allah, mungkin (tapi memang sepatutnya) kita boleh mengambil iktibar dari kisah yang di nukilkan oleh Sheikh Said Hawwa mengenai al Hasan bin Abul Hasan al Bishri. Kisahnya adalah seperti berikut:
Pada suatu ketika di bulan Ramadhan, al Hasan bin Abul Hasan al Bishri berjalan melalui satu kelompok manusia yang sedang tertawa sambil bersenda gurau. Kemudian, al Hasan berkata:
“Sesungguhnya Allah menjadikan Ramadhan sebagai bahan ujian yang tersembunyi bagi seluruh makhluk-Nya. Semua orang sama berlumba-lumba, atau dahulu-mendahului untuk berbuat ketaatan kepada Allah. Kemudian, ada golongan yang dapat mendahului golongan lain, merekalah orang-orang yang beruntung dan berjaya. Sedang golongan lain ada yang tertinggal di belakang dan mereka itulah orang-orang yang menyesal dan merasa mendapat kerugian yang besar. Oleh sebab itu, adalah hairan sehairan-hairannya ketika saya melihat ada orang yang tertawa, bermain-main pada hari seperti sekarang ini dalam bulan Ramadhan, padahal di saat ini adalah hari sebahagian manusia menjadi beruntung dan berjaya, sedangkan ada sebahagian manusia lainnya yang merasa rugi dan menyesal. Yang berbahagia ialah orang-orang yang mendahului kawan-kawannya untuk mentaati Dzat Yang Maha Pencipta, dan yang merugi ialah orang yang hanya gemar melakukan kebatilan dan kesia-siaan.”
Kita berdoa kepada Allah agar menjadi MANUSIA yang BERUNTUNG dan BERJAYA.
Ya, saya merasakan eloklah kita (saya) dan teman-teman (sekiranya mahu) berhenti sejenak, mengevaluasi prestasi sepanjang 10 hari Ramadhan yang telah berlalu.
Saya bertanya kepada diri-sendiri (teman-teman juga boleh bertanya soalan yang sama kepada diri-sendiri):
- Sudahkah kita MEMANFAATKAN sebaik-baiknya kehadiran bulan Ramadhan yang penuh barokah ini?
- Sudahkah kita BERSUNGGUH-SUNGGUH dengan usaha yang MAKSIMA mencantikkan puasa ini?
- Sudahkah kita memastikan KELUARGA-TETANGGA-SEMUANYA sama-sama menikmati keberkatan Ramadhan ini?
- Sudahkah kita mencapai tahap MINIMUM pembacaan al Quran setiap hari? Jika standard kita 2 - 3 juzuk sehari, maka sepatutnya kita sudah khatam pada 10 Ramadhan.
- Sudahkah kita memastikan SUNAT-SUNAT PUASA seperti bersahur disempurnakan?
- Sudahkah kita memastikan kita tetap ISTIQOMAH dengan solat tarawih dan BERAZAM untuk meneruskannya sehingga ke akhir Ramadhan?
- Bagaimana dengan TARGET Ramadhan yang telah kita tetapkan sebelum ini? Apakah kita sudah mencapainya?
- Apa bezanya kita HARI INI dengan HARI-HARI SEBELUM RAMADHAN? Sama saja atau berbeza?
- Sejauh manakah Ramadhan tahun ini LEBIH BAIK daripada Ramadhan yang terdahulu?
Kemudian, suka saya berkongsi dengan teman-teman satu kronologi yang sungguh menggembirakan daripada seorang Hamba Allah yang sangat baik, mak mem-bulat saya pada satu bulatan eksklusif yang terdahulu (afwan kerana kronologinya sudah ditokok tambah oleh saya sendiri).
Sekarang kita berada pada satu temasya olahraga. Kita menjadi peserta dan Ramadhan menjadi trek larian. Teman-teman akan menjadi pesaing. Jaraknya cuma 40 meter (ada yang mengatakan 30 meter).
“Kalau mahu menjadi JOHAN: 10 meter pertama guna kelajuan yang normal, 10 meter kedua dan seterusnya, kelajuan berlari harus ditingkatkan (untuk save energy) supaya pada akhirnya kita boleh membuat pecutan yang terpantas dengan IMPAK yang MAKSIMA (Insha Allah).”
(Kata-kata Inspirasi Mak Mem-BULAT)
Nah, sebagai penafsiran daripada kronologi, sudah tiba saatnya untuk kita meningkatkan kelajuan larian. Kalau sebelum ini cuma dengan kelajuan 20 – 40 kilometer sejam, maka untuk meter larian yang kedua eloklah kelajuan larian ditingkatkan kepada 60 – 80 kilometer sejam. Tidak ada masa yang tersisa untuk berjalan dengan perlahan.
Kuatkan tekad untuk menggandakan amal! Ramadhan Mubarak!
Wallahua’alam wa nastaghfirullah al adzeem
Ramadhan Mubarak (3)
Friday, August 5
Labels: Special Edition (SE) | 0 comments
Teman-teman yang dirahmati Allah,
Sudah beberapa hari Ramadhan melewati kita. Bagaimana prestasi kita (saya dan teman-teman) sehingga saat ini? Alhamdulillah, mabruk untuk kalian yang berprestasi HEBAT (Moga Allah merahmati kalian). Allah secara langsung akan memberikan kita markah mengikut kesukaanNya.
"Setiap amal anak Adam dilipat-gandakan, satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa hingga tujuh ratus kali. Allah azza wa jalla berfirman: "Kecuali puasa sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendirilah yang membalasnya."
(HR Muslim, an Nasai, ad Darimi, dan al Baihaqi)
Kuantiti. Kualiti.
Kuantiti dan kualiti dua perkara yang perlu dipertimbangkan.
"Betapa ramai orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar."
(HR an Nasai dan Ibnu Majah)
Maka, kita sama-sama memahami keutamaan kualiti amal ibadah yang kita lakukan. Bagaimana pula caranya untuk mendapatkan KUALITI tersebut?
"Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku IHSAN dalam segala hal."
(HR Muslim)
Ya, teman-teman benar... Kita bisa mendapatkan kualiti dengan melakukan IHSAN.
Bagaimanakah IHSAN itu?
IHSAN adalah dengan melakukan suatu perbuatan dengan TERBAIK dan USAHA MAKSIMA.
(Dr. Musthafa Dieb al Bugho dan Muhyidin Mistu dalam kitab mereka, 'Al Wafi')
Apakah kriteria-kriteria Ramadhan yang berkualiti?
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kerana iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
(Muttafaq 'alaih)
"Puasa itu sendiri adalah rahsia yang padanya tidak ada amal disaksikan. Seluruh amal ketaatan itu disaksikan dan dilihat oleh makhluk sedangkan puasa hanya dilihat oleh Allah azza wa jalla, kerana puasa itulah amalan batin dengan semata-mata kesabaran."
(Imam al Ghazali dalam kitab 'Ihya Ulumuddin')
Semoga Allah memberikan kita kemudahan dalam menjalani ibadah puasa dengan bersungguh-sungguh. Selamat berprestasi!
Wallahua'alam. Ramadhan Mubarak!
Ramadhan Mubarak (2)
Wednesday, August 3
Labels: Special Edition (SE) | 2 comments
Teman-teman yang dirahmati Allah,
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS Al Baqarah, 2:183)
"Demikianlah ayat ini menunjukkan matlamat agung dari ibadat puasa itu iaitu untuk mencapai takwa. Takwa itulah yang bersemarak dalam hati ketika mengerjakan fardhu puasa kerana menjunjung perintah Allah dan mengutamakan keredhaanNya."
Lalu, kita memahami bahawa matlamat kita pada setiap Ramadhan adalah untuk mencapai takwa.
Bagaimanakah takwa itu sebenarnya? (Saya bertanya kepada diri-sendiri dan mendorong teman-teman untuk menjawab persoalan ini)
Umar al Khattab: Sebutkan ciri-ciri takwa kepadaku.
Ubai bin Kaab : Apakah tuan pernah melintasi kawasan dengan penuh duri?
Umar al Khattab: Ya!
Ubai bin Kaab : Bagaimana tuan lakukan?
Umar al Khattab: Saya amat berhati-hati bagi menghindarinya daripada terkena duri.
Ubai bin Kaab : Begitulah ketakwaan.
BERHATI-HATI terus menjadi kata kunci utama untuk kita semua.
"At-takwa hu-wa al-khauf min-al-jalil wa-ar-ridho bil-qoleel wa-al-'amal bit-tanzil wa-al-ist'idaad li-yaum-ir-roheel. (Takwa ialah takut kepada Allah dalam setiap perkara, sentiasa redha dengan pemberian Allah walaupun sedikit, sentiasa melaksanakan sistem Islam dalam kehidupan sebagaimana yang telah diturunkan oleh Allah melalui al Quran, dan sentiasa bersedia dengan bekalan terbaik bagi menghadapi kehidupan akhirat yang kekal abadi.)"
(Sayyid Qutub)
Bagaimanakah takwa itu sebenarnya? (Saya bertanya kepada diri-sendiri dan mendorong teman-teman untuk menjawab persoalan ini)
Umar al Khattab: Sebutkan ciri-ciri takwa kepadaku.
Ubai bin Kaab : Apakah tuan pernah melintasi kawasan dengan penuh duri?
Umar al Khattab: Ya!
Ubai bin Kaab : Bagaimana tuan lakukan?
Umar al Khattab: Saya amat berhati-hati bagi menghindarinya daripada terkena duri.
Ubai bin Kaab : Begitulah ketakwaan.
BERHATI-HATI terus menjadi kata kunci utama untuk kita semua.
"At-takwa hu-wa al-khauf min-al-jalil wa-ar-ridho bil-qoleel wa-al-'amal bit-tanzil wa-al-ist'idaad li-yaum-ir-roheel. (Takwa ialah takut kepada Allah dalam setiap perkara, sentiasa redha dengan pemberian Allah walaupun sedikit, sentiasa melaksanakan sistem Islam dalam kehidupan sebagaimana yang telah diturunkan oleh Allah melalui al Quran, dan sentiasa bersedia dengan bekalan terbaik bagi menghadapi kehidupan akhirat yang kekal abadi.)"
(Ali bin Abi Thalib)
Hmm... Ternyata saya baru memahami maksud iklan-iklan yang sering digembar-gemburkan media berkenaan dengan berhati-hati (astaghfirullah al adzeem). Moga kita berhati-hati dalam menyikapi Ramadhan ini dengan penuh keikhlasan, InshaAllah.
Allahumma in-na nas-aluka al-hudaa wa-at-tuqoo wa-al-'afafaa wa-al-ghinaa
Ramadhan Mubarak!